LAHIRLAH NAK ... TAMPAR MEREKA DENGAN CINTA !!! - Ari Banditz


Kau kan terlahir di zaman ke tidak acuhan, ke tidak adilan,
Disaat manusia2 hidup memikirkan diri masing2,
Tiada lagi berbagi, tiada lagi kedamaian,
Yang ada hanya bagaimana aku bisa aman,
Perduli setan yang lain mau lapar, susah atau mati sekalipun,
Yang penting aku senang ... selamat ..
Mampus saja kalian semua ...

Lahirlah nak, lantangkan suaramu
Dan tinju mereka dengan ilmu cinta
Yang akan aku ajarkan kelak kepadamu,
Dan Tampar mereka semua setelah kau dewasa
Dengan pesan ayahmu ini :
" Lebih Baik Menjadi Yahudi Berjiwa Muslim, 
Daripada Menjadi Muslim Berjiwa Yahudi !!! " ...

Barakallah ..

Indahnya Nama MU - Mahdaq Amarsyah Johan

Aku tidak pernah bertemu dgn Nya.
Hanya mengenal nama Nya.
Tapi selalu menangis rindu pada Nya.
Kadang2, aku bingung,
kenapa aku merindukan Nya ...
Menurutku, aneh ...
Aku hanya mengenal nama Nya, tapi bisa jatuh Cinta.
Duuuh....ALLAH...indahnya nama MU...

Bisik Hati ( diatas lembar tak terusik ) - Eko Putra Ngudi Raharjo

Lirih tembang hati penghantar sunyi
Memeluk setiap mimpi dan terlelap hingga pagi
Aku jiwa rapuh dengan setiap peluh
Raga hambar dalam setiap kata terlempar

Gelap menghujam dalam setiap malam
Hanya berteman redup sinar sang bulan
Berbagi cerita bersama suara alam
Menulis sejuta kisah dalam lelap yang tertahan

Lantun sang jangkrik mulai menarik
Membawa sadar menuju mimpi yang melirik
Satu kata terbentuk mengawal rasa kantuk
Satu bunyi bernyanyi menawan sang hati
Ku ikuti bisik ini.....

Dan mulai kutuliskan diatas lembar tak terusik

*** Friday, 14 October 2011 at 00:51 ***

MENTARI TERDERA - Edy Pollute

Berkeluh kesah siang pada mentari
Di paparkannya sengatan malam
Terlalu berlebihan dingin yang di hantarkan
Selalu kekakuan yang di tonjolkan

Hati nya sudah membeku
Tak lagi menyengat paparan panas nya
Terang nya menghitam
Tak berdaya di sekap mendung

Mentari pun terus membisu
Helaan nafas nya mendesah panjang
Sedikit enggan dan menampik
Nyaris tak terlihat emosi nya yang membahana

“Manusia” katanya
Adukanlah pada manusia
Kecongkakkannya lah yang telah mendera alam
Aku hanya menunggu sisa sabar ku habis

(Jakarta, November 2010)

JANGAN KAU BERTANYA PADA KU - Edy Pollute

Di saat ku memandang wajah mu
Dalam mata yang berkaca itu
Sejuta impian terkubur di hati mu
Tenggelam di dalam lautan yang menggelora
Jangan kau bertanya pada ku
Apa yang harus kau lakukan
Lihatlah sekeliling mu
Akan kau temui sejuta cahaya

Jalan yang tengah kau tempuh
Penuh duri dan berbatu
Tetapkan langkah kau menuju
Singkirkan debu yang mengganggu
Jangan kau bertanya pada ku
Apa yang harus kau lakukan
Masih banyak pijakan yang terbentang di hadapan mu

Jalan yang telah kau tempuh
Penuh duri dan berliku
Namun janganlah kau patahkan
Langkah-langkah kecil mu itu
Nanti akan engkau temui
Sebuah titik kepastian
Yang akan menebus
Kepahitan masa lalu

SEBATANG ROKOK DI KALA HUJAN - Dian Balqis

Rintik rinai mengguyur halaman depan
Menambah dingin tubuh yang kelaparan

Secangkir kopi susu terhidang di meja
Namun sebatang rokokpun tak lagi tersisa

Andai kau ada
Mungkin aku tak butuh lagi menghisapnya


Kamar Ungu, 20 Maret 2011

DARI HENING DARI SENYAP - Edy Pollute

Sunyi membisikkan
Rayuan keterlenaan
Sunyi menghembuskan
Desahan keterlelapan
Saat aku bangkit raga
Dari hening
Saat aku bangun jiwa
Dari senyap

Aku mencari kesenantiasaan
Akan jati diri di jiwa
Padanya terkumpul serpihan angan
Padanya terangkum bongkahan pemikiran
Aku menggubah nafas
Menjadi puisi dan logika
Mencetuskan kesadaran
Dengan sebutir doa yang ku punya

Asa ku belumlah sirna
Membekas jejak pada kebenaran yang ku kejar
Pagi ku pun belumlah usai
Tersisa redup pada mentari dan rembulan yang ku selami
Tiadalah sunyi membisikkan
Tiadalah sunyi melantunkan
....aku menunggu wahyu iman
Dari hening dari senyap